Rabu, 26 November 2014

Menulis untuk Belajar (Write to Learn)



Pendahuluan
Komunikasi matematis merupakan salah satu bahan kajian dalam pengembangan kurikulum matematika. National Council of Teachers of Mathematic (NCTM, 2000) menyebutkan bahwa kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi, pemecahan masalah, koneksi, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika.
Junaedi (Baroody,1993) menyatakan bahwa ada lima aspek dalam kegiatan komunikasi matematis, yaitu (a) representing, (b) listening, (c) reading, (d) discussing, dan (e) writing. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa menulis (writing) merupakan salahsatu aspek dari komunikasi. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus diajarkan dan dikembangkan. Menulis merupakan salah satu aspek komunikasi yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Melalui aktivitas menulis, proses belajar siswa dapat dilihat lebih nyata, ide-ide atau gagasan siswa dapat didokumentasikan dalam file, dan tulisan siswa dapat dijadikan alat evaluasi. Junaedi (Trianto, 2002) juga menyatakan bahwa membelajarkan menulis sangat penting, karena mengkomunikasikan gagasan secara tertulis merupakan kegiatan yang sulit bagi banyak orang. Karena itu kemampuan menulis matematis sebagai bagian dari aspek komunikasi matematis perlu diupayakan dan dikembangkan secara optimal pada siswa  di sekolah.
NCTM (2000) menjelaskan bahwa menulis merupakan bagian dari representasi mental. Representasi merupakan bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah, atau translasi suatu diagram/model fisik ke dalam simbol atau kata-kata. Aktivitas menuangkan ide-ide secara tertulis yang berkaitan dengan matematika merupakan bagian dari menulis matematis. NCTM membagi tugas-tugas menulis matematis ke dalam dua kelompok yaitu: (a) mengemukakan permasalahan dengan menggunakan bahasa sendiri, dan (b) menunjukkan atau mendemonstrasikan solusi dari tugas-tugas yang diberikan.
Menurut NCTM (2000) rancangan tugas diupayakan memuat urutan-urutan atau prosedur kerja sehingga tujuan yang hendak dicapai menjadi jelas. Berikut salah satu cara untuk meningkatkan kualitas menulis matematis: (a) tulis solusi dari suatu masalah sehingga pembaca mengetahui permasalahannya; (b) tunjukkan semua pekerjaan atau proses solusinya, termasuk perhitungan; (c) tulisan diorganisir ke dalam tahap demi tahap, buatlah diagram atau tabel sehingga mudah dibaca; (d) baca kembali apa-apa yang telah dikerjakan termasuk kata-kata dan perhitungannya; dan (e) tampilkan pekerjaan yang terbaik, rapi, dan mudah untuk dibaca. Dengan demikian, menulis matematika membuat siswa lebih banyak mengkonstruk sendiri pengetahuan matematikanya, mengajak siswa lebih aktif, mengajak siswa lebih mandiri, dan membuat siswa selalu berusaha untuk menemukan pengertian, pemahaman dan kebenaran baru.

Menulis Sebagai Strategi Pembelajaran Matematika
Mahmudi (2009) memandang bahwa aktivitas menulis sebagai strategi belajar. Dengan pandangan ini, aktivitas menulis tidak hanya dimaksudkan untuk membentuk kemampuan menulis itu sendiri, melainkan dipandang sebagai cara untuk membelajarkan anak, termasuk belajar matematika.
Pemberian tugas menulis dapat dilakukan pada sembarang tahap kegiatan pembelajaran, di awal pembelajaran, selama proses pembelajaran, maupun pada akhir pembelajaran. Pada awal pembelajaran, siswa dapat diminta untuk menuliskan hal-hal yang telah dan belum dipahami terkait dengan materi prasyarat. Hal ini memungkinkan guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa. Pengetahuan akan hal ini akan mempermudah guru untuk menentukan dari mana harus memulai pembelajaran dan menekankan perhatian pada miskonsepsi yang dialami siswa.
Selama proses pembelajaran, tugas menulis akan membantu guru untuk mengklarifikasi gagasan dan pemahaman siswa. Sedangkan pada akhir pembelajaran, tugas menulis memungkinkan guru untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah dicapai siswa. Tugas dimaksud di antaranya adalah meminta siswa menuliskan pengertian suatu konsep dengan kalimat sendiri, membuat rangkuman suatu materi topik tertentu, menuliskan prosedur atau langkah-langkah dalam menyelesaikan soal, dan sebagainya. mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan soal dari suatu topik tertentu.

Pengertian, Jenis dan Contoh Write to Learn
Dalam Writing Across the Curriculum (WAC) yang dipublikasikan oleh Michigan Education menyebut Write to Learn sebagai sebuah strategi pembelajaran yang didefinisikan sebagai salah satu yang dilakukan pengajar sepanjang dan/atau di akhir pembelajaran untuk berinteraksi dengan para siswa dan mengembangkan ide-ide dan konsep besar. Dengan definisi ini, terlihat jelas bahwa menulis merupakan suatu strategi pemebelajaran matematika yang berlangsung selama proses pembelajaran.
Dalam pengantar awalnya, WAC menekankan adanya kesiapan guru untuk mengimplementasikan setiap langkah dari proses menulis tersebut untuk membantu para siswa menuliskan strategi yang efektif dalam pembelajaran matematika, dengan cara:
a.    Menjelaskan strategi menulis yang dipilih dan kegunaannya.
b.    Memberikan pemodelan bagaimana mengerjakan sebuah contoh menulis yang diharapkan.
c.    Membiarkan siswa mempraktekkan strategi menulis, bisa dengan membentuk kelompok kecil dengan guru atau siswa lainnya sebagai partner.
d.   Memberikan umpan balik pada pekerjaan siswa, mendorong siswa untuk menggunakan umpan balik dalam upaya mereka berikutnya.
e.    Mendorong siswa untuk menjadi lebih mandiri dalam praktek pada saat mereka membangun keterampilannya.
WAC mencatat ada lima belas (15) strategi menulis dalam pembelajaran matematika. Berikut beberapa jenis dan contoh penerapan strategi menulis di antara 15 (lima belas) strategis tersebut yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran matematika.

1)   CALLA (Cognitive Academic Languange Learning Approach)
Strategi CALLA memberikan dorongan kepada siswa dalam pembelajaran materi pelajaran sebagaimana pembelajaran untuk belajar biasanya. Pada strategi ini para siswa membaca masalah dengan hati-hati dan mencatat apa masalah yang ditanyakan. Sementara proses berjalan, para siswa dibimbing menuju suatu penyelesaian dengan meminta mereka untuk menyelesaikan, memeriksa dan menjelakan pekerjaan mereka. Siswa didorong untuk menulis tentang apa yang menjadikan masalah sulit, atau strategi yang membantu mereka memecahkan masalah.
Contoh:
Petunjuk: Ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah. Periksa dua atau tiga hal yang sering kamu lakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Tidak ada jawaban benar atau salah.

      Saya mencari tahu kata-kata penting untuk menyelesaikan masalah
      Saya membaca pertanyaan denga hati-hati
      Saya mengingat bagaimana saya menyelesaikan masalah yang serupa
      Saya menyelesaikan masalah dalam kepala karena penyelesaiannya mudah
      Saya membentuk suatu gambar di kepala atau menggambarkannya

2)   Column Notes
Jurnal dengan dua atau tiga entri adalah suatu pengorganisasi secara grafis dari dua atau tiga kolom. Siswa mencatat informasi faktual penting dari teks dan/atau pembelajaran di kolom sebelah kiri. Kolom yang kanan (atau kolom tengah) digunakan siswa untuk memproses dan mencatat respon personal terhadap informasi. Kolom ketiga dapat ditambahkan jika diperlukan untuk respon siswa dalam merangkum atau menambahkan pemahaman siswa.



Contoh:
Catatan
Koneksi Pribadi
Contoh lebih jauh/ Rangkuman
Pecahan, Persen dan decimal
½ = .5= 50%
3/3 = 1.00 = 100%
Satu setengah dari permen sama dengan 50% permen. Aku bisa membaginya sama rata antara dua orang.
Pada suatu garis bilangan, 50% sama tempatnya sebagai ½ atau .50

3)   Compare and Contrast (membandingkan dan kontras)
Siswa mengumpulkan informasi tentang dua atau lebih konsep matematika atau contoh-contoh. Atribut kunci dicatat pada dua kolom grafik organizer/ chart untuk memperjelas persamaan dan perbedaan.
Contoh: Persamaan dan Bukan Persamaan
Persamaan
Bukan Persamaan
N=3
3x + 5 = 7
3+4 – 1 = 5 – 2 +3
y = x2
2A = lw
L = ½ w
X >2
4 < 7
5-3
½ + ¾

4)   Concept Definition Map (peta definisi konsep)
Sebuah representasi visual dimana sub-konsep, istilah kosa kata dan contoh-contoh dihubungkan dengan sebuah topik utama.
Contoh:
5)   Frayer Model
Siswa menggunakan sebuah variasi metode dan model (lisan, visual, tulisan) untuk mengembangkan sebuah pemahaman personal dan mendalam dari kunci konsep matematika dan istilah. Model Frayer adalah suatu strategi yang didesain untuk membantu siswa memahami konsep. Strategi ini menggunakan sebuah organizer grafis untuk membantu para siswa memahami sebuah konsep menggunakan definisi, karakteristik, contoh dan bukan contoh untuk memperjelas makna.
Contoh:

Definisi (dalam kata-kata sendiri)
Bilangan Rasional
Sebuah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pembagian atau perbandingan

Ciri-ciri
Dapat berupa bilangan positif atau negatif

Sebagai sebuah decimal, bilangan harus terbatas atau berulang


Contoh


8,  ½, .56, .999….

Bukan contoh

π           √2

√7            e


6)   Journaling (membuat jurnal)
Sebuah jurnal, atau catatan matematika, adalah sebuah catatan pengalaman  pembelajaran siswa selama periode waktu tertentu. Catatan ini dapat digunakan secara khusus untuk beberapa temuan, atau dapat digunakan untuk memuat refleksi dari membaca atau diskusi kelas. Jurnal ini lebih dari sebuah koleksi pengamatan, fakta yang dipelajari, dan petunjuk prosedur. Catatan juga mendokumantasikan refleksi siswa, pertanyaan, prediksi, dan kesimpulan.
Jurnal termasuk strategi penulisan yang sudah biasa dilakukan.
Russek (1998) memberikan contoh tugas menulis dengan strategi jurnal sebagai berikut.
Tanggal:
a.         Tulislah sebuah surat kepada seorang teman yang tidak bisa hadir di kelas hari ini sehingga dia akan mengerti apa yang sudah kita lakukan dan pelajari sebanyak yang kamu dapat. Buatlah selengkap mungkin.
b.        Refleksikan partisipasimu dalam kelas hari ini lalu lengkapi pernyataan berikut.
Pilih satu pilihanmu.
                   Saya telah belajar bahwa saya …
                   Saya terkejut bahwa saya …
                   Saya telah menemukan bahwa saya …
                   Saya senang bahwa saya …
c.         Refleksikan dimana posisi kamu dalam diskusi dan lengkapi statement berikut. Pilihlah dua pernyataan.
             Sekarang saya mengerti …
             Saya masih belum mengerti …
             Saya dapat membantu diri saya sendiri dengan melakukan …
             Kamu dapat membantu saya dengan …
d.        Tulislah sebuah “mathography” yang menjelaskan perasaanmu tentang pengalaman dalam pembelajaran matematika baik di dalam maupun di luar sekolah. Termasuk melengkapu pernyataan
              Apa yang saya paling suka tentang matematika adalah …
e.         Tulislah sebuah catatan saran untuk seorang siswa yang akan mengambil kelas ini tahun depan
f.         Jelaskan kepada seorang siswa SMA mengapa menjadi penting atau tidak penting melakukan pembelajaran matematika
g.        Rancanglah dua stiker matematika, yang satu lucu dan satunya lagi serius


Penutup
Menulis sebagai strategi pembelajaran dikembangkan untuk membantu membangun kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika. Ada banyak cara yang dapat dipilih untuk mengimplementasikan menulis untuk belajar ini sebagaimana yang dipaparkan dalam  Writing Across the Curriculum (WAC) yang dipublikasikan oleh Michigan Education.


DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, Iwan. 2009. Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Writing In Perfomance Tasks  (Wipt) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Matematis. Jurusan Matematika FMIPA UNNES

Mahmudi, Ali. 2009. Menulis sebagai Strategi Belajar Matematika. Makalah  pada   Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika yang Diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta.

National Council of Teachers of Mathematic (NCTM). (2000).  Principle and Standards for School Mathematics. NCTM.

Russek, Bernadette. Writing to Learn Mathematics. Writing Across the Curriculum, vol.9: Agustus 1998.

Writing Across the Curriculum in Mathematics.  Michigan Education. Diunduh pada Minggu, 23 November 2014 pada http://www.michigan.gov/documents/mde/Writing_to_Learn_Mathematics_306722_7.pdf




  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar