Elegi proyek surga dapat dibaca di sini ---> http://powermathematics.blogspot.com/2011/02/elegi-tasyakuran-spiritual-ke-satu.html?showComment=1411918752427#c7237434676153616398
Saya hanya merefleksikan elegi tersebut berupa suatu komentar. Jauh dari kesempurnaan, komentar yang saya sampaikan ditujukan kepada saya sendiri, si bodoh yang tak kunjung memahami.
Surga, muara segala pengharapan manusia. Segala keindahan, kenyamanan, kesenangan selalu digambarkan sebagai imajinasi surga. Ada banyak jalan menuju ke surga diantaranya yang dijelaskan di atas. Jalan yang mengantarkan seorang hamba ke surga-Nya dipandang sebagai jalan ibadah. Jalan ibadah adalah jalan karunia, pahala, nikmat abadi, dan jalan tol menuju surga yang kekal. Semua terasa indah, seindah hati para 'abidin (ahli ibadah) yang menjalaninya dengan ikhlas dan ihsan. Inilah jalan para nabi, para auliya, para shalihin dan mukhlisin.
Tapi, jalan menuju ke surga-Nya itu bukanlah jalan yang mudah dilalui oleh hamba-hamba yang mudah tergoda dunia dan lainnya. Berbagai jebakan menghadang, siap menarik seorang hamba ke lubang maksiat, hingga terus menjauh dari tujuan ibadahnya. Rasulullah saw. bersabda: "Ketahuilah, bahwa (jalan menuju) surga itu penuh rintangan dan lika-liku, sedangkan jalan ke neraka itu mudah dan rata."
Mari bertanya pada diri masing-masing dari waktu yang kita punya sudah berapa lama kita alokasikan waktu untuk proyek surga seperti yang kang Jalal sebutkan di atas? Terkadang aktivitas proyek surga juga seringkali hanya formalitas saja untuk dilakukan. Kenapa formalitas? Lihat saja, orang melaksanakan proyek surga di atas dengan semangat tapi seringkali setelah itu tidak menghasilkan apapun kecuali kesia-siaan. Artinya proyek membangun surga itu mensyaratkan : keikhlasan, ketekunan, ketawadluan, dan semata-mata niat ibadah karena Allah. Semoga Allah senantiasa merahmati kita dengan kasih sayang-Nya dan memasukkan kita ke surga-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar