Sabtu, 11 Oktober 2014

Cerita tentang Kupu-kupu

Sebuah cerita yang selalu mengingatkan dikala sebuah peristiwa adalah suatu kontradiksi. Entah siapa yg pertama kali menuturkan cerita ini. Siapapun penulisnya, ijinkan kali ini saya menuliskan cerita ini di note saya. Tulisan ini saya dedikasikan untuk anak-anakku, semoga kelak ketika kalian cukup umur dan berkesempatan punya akun FB bisa membaca dan memahami apa yang bunda lakukan untuk kalian :)



Dear Rey dan Kei,
Suatu hari, seseorang sedang duduk dan memperhatikan lubang kecil pada sebuah kepompong (bunda suka waktu kalian nyanyi 'persahabatan bagai kepompong' hehehe). Orang itu menyaksikan bagaimana seekor bayi kupu-kupu berjuang selama berjam-jam untuk keluar dari lubang itu. Ia melihat, betapa bayi kupu-kupu itu begitu sulit keluar dari kepompong. Akhirnya, ia memutuskan untuk menolong kupu-kupu itu. Kemudian ia mengambil gunting dan membuka kepompong tersebut. Bayi kupu-kupu itu pun dapat keluar dengan mudah...walau dengan tubuh yang lemah, kecil, dan sayap yang mengkerut. Orang itu terus mengamatinya sambil berharap sayap kupu-kupu itu akan terbuka, berkembang, dan kemudian terbang. Namun harapannya tidak pernah terjadi. Kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak, tak dapat terbang, karena tubuhnya begitu lemah dan sayapnya tetap mengkerut.
Orang itu tidak mengerti bahwa kepompong yg sulit ditembus serta perjuangan kupu-kupu untuk dapat melewati lubang kecil, adalah cara Alloh untuk mendorong cairan tubuh ke sayapnya agar kuat dan siap untuk terbang setelah keluar dari kepompongnya.

Dear Rey dan Kei,
Cerita tentang kupu-kupu itu mengajarkan kita bahwa perjuangan mutlak diperlukan. Kalaulah Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu hanya akan membuat kita lemah...Bukankah para Nabi dan orang-orang sholeh pun mengalami ujian seberapa kuat keimanan mereka bukan sekedar kata-kata?

Maka anak-anakku, kini kalian dapat memahami:
Ketika dirimu memohon kekuatan, Allah memberikan kesulitan agar engkau menjadi kuat.
Ketika engkau memohon agar menjadi orang bijak, Allah memberikan masalah untuk kau pecahkan.
Ketika engkau memohon kekayaan, Allah memberikanmu akal, bakat, waktu, kesehatan dan peluang untuk kau manfaatkan.
Ketika engkau memohon keberanian, Allah memberikan cobaan untuk kau hadapi.
Ketika engkau memohon rasa cinta, Allah memberikan orang yang bermasalah untuk kau bantu.
Ketika engkau memohon kelebihan, Allah memberikan kesempatan untuk kau gunakan sebaik mungkin.
Kalian mungkin tak mendapatkan apa yang kalian pinta, tapi kalian mendapatkan segala yang kalian butuhkan.
Doa bunda...
Ya Allah, karuniakanlah aku putra yang cukup kuat untuk mengetahui ketika ia lemah, dan cukup berani untuk menghadapi dirinya ketika ia takut. Putra yang bangga dan tegar dalam kekalahan yang jujur, rendah hati dan berbudi dalam kemenangan. Putra yang mengenal Engkau dan sadar bahwa ia mengenal diri sendiri adalah landasan pengetahuan. Bimbinglah ia...buatlah ia belajar tegar di dalam badai, biarkan ia belajar bersimpati kepada mereka yang gagal.
Ya Allah, karuniakan kami seorang putra yg hatinya bening dan bercita-cita tinggi, seorang putra yg sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum ia mencoba memimpin orang lain, seorang putra yg akan menggapai masa depan tanpa melupakan masa lalu. Berilah ia kerendahan hati agar selalu ingat kesederhanaan, kearifan, kelembutan, dan kekuatan sejati sehingga suatu saat kelak, aku, orangtuanya, akan sanggup berkata "hidupku tak sia-sia..."

Rey dan Kei sayang,
Hiduplah dengan keberanian, hadapi semua tantangan dan tunjukkan bahwa kau mampu mengatasinya.
Usahakan sekuat tenagamu menemukan bakatmu. Luangkan waktu belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilanmu.
Jaga kesehatanmu, gunakan waktumu sebaik mungkin untuk berikhtiyar, menemukan peluang dan memperluas silaturrahim.
Banyak-banyaklah berdoa agar ditunjukkan jalan yang lurus dan mendapat rahmat-Nya.

Karangmalang, Jogja
Minggu, 12 Oktober 2014
Yang mencintaimu, Bunda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar