Refleksi Kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-3
Dosen Pengampu: Prof. DR. Marsigit,MA
Oleh: Ai Sadidah NIM:
14709259013 Kelas: PMat
P2TK
Mengenal Istilah Filsafat
1. Saling
terasing -->
beda ruang waktu 26. Bertengkar -->
sintesis
2. Saling
terasing -->
beda dimensi 27.
Bertanya -->
dialektik
3. Berjanji -->
fundationalism 28.
Menjawab -->
dialektik
4. Mulai -->
fundationalism 29.
Menulis -->
filsafat bahasa
5. Jatuh -->
accident 30.
Berkata -->
filsafat bahasa
6. Hubungan -->
relation 31.
Konsisten -->
logisism
7. Bersembunyi -->
metafisik 32.
Matematika -->
koherentism
8. Api -->
potensi/ energi 33.
Beda -->
kategorism
9. Air -->
adil 34.
Sama -->
identitas
10. Bumi -->
sabar 35.
Tidak sama -->
kontradiksi
11. Langit -->
ilmu 36.
Di luar -->
transenden
12. Gunung -->
filsuf 37.
Negatif -->
potensi
13. Sinar -->
kebenaran 38.
Menambah -->
determinism
14. Kendaraan -->
pekerjaan 39.
Mengurangi -->
determinism
15. Rumah -->
dunia 40.
Yang murni -->
puritarian
16. Pohon -->
hidup 41.
Yang pasti -->
absolutism
17. Rendah -->
dimensi 42.
Manfaat -->
utilitarianism
18. Tinggi -->
dimensi 43.
Yang ada -->
eksistensialism
19. Dekat -->
dimensi 44.
Yang tidak ada -->
nihilism
20. Jauh -->
teleogi 45.
Arwah -->
neumena
21. Baik -->
aksiologi 46.
Ikhtiyar -->
vital
22. Buruk -->
aksiologi 47.
Bakat -->
fatal
23. Cepat -->
revolusi 48.
Ragu-ragu -->
skeptis
24. Lambat -->
evolusi 49.
Fakta-fakta -->
fenomena
25. Berhenti -->
mitos 50.
Memilih -->
reduksionism
MENGENAL DIALEKTIKA HEGEL
Hegel menggunakan dialektika
sebagai metode untuk menjelaskan filsafatnya. Hegel menjelaskan bahwa dialektika
merupakan metode yang mendamaikan atau mengkompromikan hal-hal yang berlawanan.
Proses dialektika Hegel terdiri
atas 3 fase yaitu tesis, anti tesis, dan sintesis. Fase pertama (tesis)
dihadapi antitesis (fase kedua) dan akhirnya timbul fase ketiga (sintesis).
Dalam sintesis itu, tesis dan anti tesis menghilang. Bisa juga tidak
menghilang, tetapi sudah diangkat pada tingkat yang lebih tinggi. Proses ini
berlangsung terus. Sintesis segera menjadi tesis baru, dihadapi oleh antithesis
baru, dan menghasilkan sintesis baru lagi. Demikian seterusnya.
Tesis merupakan pernyataan atas
teori yang didukung oleh argument yang dikemukakan. Antitesis merupakan
pengungkapan gagasan yang bertentangan dengan tesis. Sedangkan sintesis adalah
perpaduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang
selaras.
Berikut diberikan contoh yang
mengilustrasikan dialektika (tesis-anti tesis-sintesis):
1.
Dialektika tentang bentuk negara
Tesis: Negara
diktator. Di bentuk negara diktator, negara mengatur hidup kemasyarakatan
dengan baik, tetapi warga negara tidak memiliki kebebasan apapun.
Antitesis: Negara anarki. Di bentuk negara anarki,
warga negara memiliki kebebasan tanpa batas tetapi hidup kemasyarakatan menjadi
kacau.
Sintesis: Negara konstitusional. Sintesis ini
mendamaikan antara pemerintahan diktator dengan anarki menjadi demokrasi.
2.
Dialektika tentang keluarga dalam negara
Sintesis: Keluarga. Keluarga merupakan tahap
pertama akan adanya kehendak obyektif. Kehendak obyektif dalam keluarga itu
terjadi karena cinta berhasil mempersatukan kehendak. Konsekuensinya, barang
atau harta benda yang semula milik dari masing-masing individu menjadi milik
bersama.
Antitesis: Masyarakat sipil. Individu-individu (anak-anak) dalam keluarga
tumbuh dewasa, mulai meninggalkan keluarga dan masuk dalam kelompok
individu-individu lebih luas yang disebut dengan masyarakat sipil.
Individu-individu dalam masyarakat sipil ini mencari penghidupannya
sendiri-sendiri dan mengejar tujuan hidupnya sendiri-sendiri.
Sintesis: Negara. Negara sebagai institusi
tertinggi mempersatukan keluarga yang bersifat obyektif dan masyarakat sipil
yang bersifat subyektif.
3.
Dialektika tentang “rasa” cinta
Tesis: Aku
mencintai kamu
Antitesis: Kamu
tidak mencintai aku
Sintesis: Aku
akan tetap mencintaimu meskipun kamu tidak mencintaiku.
Dialektika bisa kita gunakan untuk
mengolah pikiran kita tentang sesuatu yang sudah ada, dipertanyakan
pertentangannya (antitesis) agar diperoleh sintesis baru. Dari sintesis baru
akan lahir pertanyaan baru (tesis baru) dan pertentangannya (antitesis baru)
lalu didapat sintesis baru lagi. Demikian seterusnya siklus dialektika berjalan
terus. Dengan dialektika kita menghindari jebakan mitos, yang seringkali
menghentikan kita pada satu kemapanan malas berpikir.
Biografi Hegel
Adalah George Wilhelm Friedrich
Hegel yang disebut sebagai tokoh filsafat dialektika. Seorang filsuf idealis
berkebangsaan Jerman yang lahir di Stutgart Wurttemberg. Pengaruhnya sangat
luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya
antara lain Sartre, Karl Marx, dan yang menentangnya antara lain Nietzsche dan
Heidegger. Dapat diakatakan, Hegel merupakan filsuf yang pertama kali
memperkenalkan gagasan dalam filsafat bahwa sejarah dan hal yang konkret adalah
penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia
perennis, yakni masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya yang
lain dalam proses pencapaian kesadaran diri. Hegel dilahirkan di Stuttgart pada
27 Agustus 1770. Di masa kecil, Hegel suka membaca literatur, surat kabar,
esai filsafat dan tulisan-tulisan tentang berbagai topik lainnya. Masa
kanak-kanaknya yang suka membaca dikarenakan ia memiliki ibu yang progresif dan
aktif mengasuh perkembangan intelektual anak-anaknya. Hegel berasal dari
keluarga kelas menengah yang mapan di Stuttgart. Ayahnya seorang pegawai negeri
dalam administrasi pemerintahan di Wurttemburg. Masa kecil Hegel dilalui dengan
keadaan yang sakit-sakitan dan hampir meninggal dunia karena cacar sebelum
mencapai enam tahun usianya. Karya utamanya Phenomenology
of Spirit pada tahun 1807.
(Sumber: afidburhanuddin.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar