Rabu, 01 Oktober 2014

Refleksi Kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-3



Refleksi Kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-3
Dosen Pengampu: Prof. DR. Marsigit,MA

Oleh: Ai Sadidah                    NIM: 14709259013                Kelas: PMat P2TK

Mengenal Istilah Filsafat
1.    Saling terasing --> beda ruang waktu                     26. Bertengkar --> sintesis
2.    Saling terasing --> beda dimensi                             27. Bertanya --> dialektik
3.    Berjanji --> fundationalism                                     28. Menjawab --> dialektik
4.    Mulai --> fundationalism                                        29. Menulis --> filsafat bahasa
5.    Jatuh --> accident                                                    30. Berkata --> filsafat bahasa

6.    Hubungan --> relation                                             31. Konsisten --> logisism
7.    Bersembunyi --> metafisik                                      32. Matematika --> koherentism
8.    Api --> potensi/ energi                                            33. Beda --> kategorism
9.    Air --> adil                                                              34. Sama --> identitas
10.    Bumi --> sabar                                                      35. Tidak sama --> kontradiksi
11.    Langit --> ilmu                                                      36. Di luar --> transenden
12.    Gunung --> filsuf                                                  37. Negatif --> potensi
13.    Sinar --> kebenaran                                               38. Menambah --> determinism
14.    Kendaraan --> pekerjaan                                      39. Mengurangi --> determinism
15.    Rumah --> dunia                                                   40. Yang murni --> puritarian
16.    Pohon --> hidup                                                    41. Yang pasti --> absolutism
17.    Rendah --> dimensi                                              42. Manfaat --> utilitarianism
18.    Tinggi --> dimensi                                                43. Yang ada --> eksistensialism
19.    Dekat --> dimensi                                                 44. Yang tidak ada --> nihilism
20.    Jauh --> teleogi                                                     45. Arwah --> neumena
21.    Baik --> aksiologi                                                 46. Ikhtiyar --> vital
22.    Buruk --> aksiologi                                               47. Bakat --> fatal
23.    Cepat --> revolusi                                                 48. Ragu-ragu --> skeptis
24.    Lambat --> evolusi                                                49. Fakta-fakta --> fenomena
25.    Berhenti --> mitos                                                 50. Memilih --> reduksionism


MENGENAL DIALEKTIKA HEGEL

Hegel menggunakan dialektika sebagai metode untuk menjelaskan filsafatnya. Hegel menjelaskan bahwa dialektika merupakan metode yang mendamaikan atau mengkompromikan hal-hal yang berlawanan.
Proses dialektika Hegel terdiri atas 3 fase yaitu tesis, anti tesis, dan sintesis. Fase pertama (tesis) dihadapi antitesis (fase kedua) dan akhirnya timbul fase ketiga (sintesis). Dalam sintesis itu, tesis dan anti tesis menghilang. Bisa juga tidak menghilang, tetapi sudah diangkat pada tingkat yang lebih tinggi. Proses ini berlangsung terus. Sintesis segera menjadi tesis baru, dihadapi oleh antithesis baru, dan menghasilkan sintesis baru lagi. Demikian seterusnya.
Tesis merupakan pernyataan atas teori yang didukung oleh argument yang dikemukakan. Antitesis merupakan pengungkapan gagasan yang bertentangan dengan tesis. Sedangkan sintesis adalah perpaduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras.
Berikut diberikan contoh yang mengilustrasikan dialektika (tesis-anti tesis-sintesis):
1.    Dialektika tentang bentuk negara
Tesis:      Negara diktator. Di bentuk negara diktator, negara mengatur hidup kemasyarakatan dengan baik, tetapi warga negara tidak memiliki kebebasan apapun.
Antitesis:   Negara anarki. Di bentuk negara anarki, warga negara memiliki kebebasan tanpa batas tetapi hidup kemasyarakatan menjadi kacau.
Sintesis:     Negara konstitusional. Sintesis ini mendamaikan antara pemerintahan diktator dengan anarki menjadi demokrasi.
2.    Dialektika tentang keluarga dalam negara
Sintesis:  Keluarga. Keluarga merupakan tahap pertama akan adanya kehendak obyektif. Kehendak obyektif dalam keluarga itu terjadi karena cinta berhasil mempersatukan kehendak. Konsekuensinya, barang atau harta benda yang semula milik dari masing-masing individu menjadi milik bersama.
Antitesis:   Masyarakat sipil.  Individu-individu (anak-anak) dalam keluarga tumbuh dewasa, mulai meninggalkan keluarga dan masuk dalam kelompok individu-individu lebih luas yang disebut dengan masyarakat sipil. Individu-individu dalam masyarakat sipil ini mencari penghidupannya sendiri-sendiri dan mengejar tujuan hidupnya sendiri-sendiri.
Sintesis:  Negara. Negara sebagai institusi tertinggi mempersatukan keluarga yang bersifat obyektif dan masyarakat sipil yang bersifat subyektif.       
3.    Dialektika tentang “rasa” cinta
Tesis:              Aku mencintai kamu
Antitesis:       Kamu tidak mencintai aku
Sintesis:         Aku akan tetap mencintaimu meskipun kamu tidak mencintaiku.
Dialektika bisa kita gunakan untuk mengolah pikiran kita tentang sesuatu yang sudah ada, dipertanyakan pertentangannya (antitesis) agar diperoleh sintesis baru. Dari sintesis baru akan lahir pertanyaan baru (tesis baru) dan pertentangannya (antitesis baru) lalu didapat sintesis baru lagi. Demikian seterusnya siklus dialektika berjalan terus. Dengan dialektika kita menghindari jebakan mitos, yang seringkali menghentikan kita pada satu kemapanan malas berpikir.

Biografi Hegel
Adalah George Wilhelm Friedrich Hegel yang disebut sebagai tokoh filsafat dialektika. Seorang filsuf idealis berkebangsaan Jerman yang lahir di Stutgart Wurttemberg. Pengaruhnya sangat luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya antara lain Sartre, Karl Marx, dan yang menentangnya antara lain Nietzsche dan Heidegger. Dapat diakatakan, Hegel merupakan filsuf yang pertama kali memperkenalkan gagasan dalam filsafat bahwa sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni masalah-masalah abadi dalam filsafat.  Ia juga menekankan pentingnya yang lain dalam proses pencapaian kesadaran diri. Hegel dilahirkan di Stuttgart pada 27 Agustus 1770. Di masa kecil, Hegel suka membaca literatur, surat kabar, esai filsafat dan tulisan-tulisan tentang berbagai topik lainnya. Masa kanak-kanaknya yang suka membaca dikarenakan ia memiliki ibu yang progresif dan aktif mengasuh perkembangan intelektual anak-anaknya. Hegel berasal dari keluarga kelas menengah yang mapan di Stuttgart. Ayahnya seorang pegawai negeri dalam administrasi pemerintahan di Wurttemburg. Masa kecil Hegel dilalui dengan keadaan yang sakit-sakitan dan hampir meninggal dunia karena cacar sebelum mencapai enam tahun usianya. Karya utamanya Phenomenology of Spirit pada tahun 1807.
(Sumber: afidburhanuddin.wordpress.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar